Minggu, 10 Oktober 2010

Strategi tempat usaha

Strategi Usaha

Rumahku, Bisnisku

E-mail Cetak PDF
Banyak orang yang berkeinginan memiliki bisnis, pusing karena ketiadaan modal, tempat usaha, hingga karyawan yang membantunya. Padahal dengan tekad yang kuat untuk memulai bisnis tak harus semuanya ada dan disiapkan sedemikian lengkap.
Untuk mendapatkan modal tak harus menunggu uang anda banyak, untuk mendapatkan tempat usaha juga tak harus menunggu anda memiliki ruko atau menunggu banyak uang untuk  menyewa toko di tempat yang strategis, demikian juga jangan menunggu ada karyawan yang siap pekerja membantu anda. Semuanya bisa dimulai dari dari anda, dari keahlian anda, dari rumah anda, dan dari anda sendiri yang mengerjakannya.
Anda ingin mengetahui bagaimana mereka orang-orang luar biasa berbisnis? Simak jalan kehidupan wanita luar biasa ini.
Any Widarwiaty (41),  memilih menjadi pewirausaha, dan menjadikan rumahnya di Kompleks Polri, Gang Haji Bagol RT08/08 No17, Ciracas, Jakarta Timur  sebagai tempat usahanya. Semula Any bekerja di Matahari Departement Store, kemudian karirnya berlanjut sebagai supervisor  marketing di sebuah perusahaan kosmetik internasional, PT Mandom.
Perjalanan karirnya sebetulnya sedemikian mulus, namun ada hal yang sangat dirisaukannya, yaitu waktu untuk keluarga yang  habis sepanjang hari.
“Saat itu banyak masalah yang membuat saya harus mengakhiri sebagai profesional dan memilih bekerja apa saja asalkan dapat dikerjakan dari rumah,” ujar ibu dari Tiara yang kini single parent ini.
Awal tahun 1999, Any  mencoba merangkak dari bawah, sebagai penjahit rumahan. Menerima jahitan pembuatan baju, seragam anak-anak, hingga kebaya. Beruntung ia sebelumnya memiliki ketrampilan menjahit dari ibunya yang juga seorang pengusaha kenveksi.
Berawal dari rumahnya inilah satu demi satu pelanggan didapat. Hebatnya lagi kualitas jahitan dan disainnya juga tak kalah dengan produksi butik terkenal, bahkan pelanggannya kini termasuk sitri orang-orang terkenal di Jakarta.
“Mereka biasanya memilih menjahitkan baju atau kebaya sendiri dibandingkan dengan membeli jadi dari butik. Selain ukurannya pas di badan, juga model dan disainnya orisinil dan tidak ada duanya. Bayangkan kalau membeli baju atau kebaya di butik tahu-tahu ada yang menyerupainya,” ujar Any yang mengaku sebagian besar jahitannya adalah busana muslim ini.
Selain model, menurut wanita kelahiran Kertosari, Ponorogo ini, harga juga sangat menentukan. Untuk baju dan kebaya Any memberlakukan harga jahit sebesar Rp50ribu per potong, tidak termasuk biaya bahan dan bordir jika ada.
“Pelanggan saya bebaskan mau membeli bahan sendiri, atau memilih bahan yang diinginkan, saya yang membelikan, terserah mana yang mereka suka. Namun ada juga pelanggan yang tinggal memakai saja kami yang membantu memilihkan bahan,” cetusnya.
Kini, keinginan Any untuk bekerja dari rumah, dan tidak harus bermacet-macet ria di jalanan terkabul. Bisnisnyapun moncer, karena banyak pelanggan yang datang, tetapi ada juga yang didatangi, terutama jika jumlahnya rombongan, misalnya seperti kelompok Dharma Wanita atau guru-guru, dan keluarga besar yang semuanya pesan baju kepadanya.
Hal senada juga dilakukan Elly Susilowati, (43) ibu tiga putra,  pengusaha handmade shoes di Jalan Siaga II/42 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini juga menjadikan rumahnya sebagai tempat bisnis yang menyenangkan. Sebagian ruangan digunakan untuk tempat produksi dengan 10 karyawan, dan sebagian ruangan yang lain dijadikan gerai pamer yang tidak kalah dengan butik sepatu terkenal. 
Bagi Elly, produknya sangat unik  karena melayani kaki-kaki orang yang bermasalah. Banyak pelanggannya yang datang ke lokasi usaha yang sekaligus sebagai workshop dan rumahnya. 
Perkembangan Ethree, sepatu yang dibuatnya saat ini semakin banyak peminatnya, karena semakin banyak orang yang tidak nyaman menggunakan sepatu pabrikan karena ada kendala dalam ukuran atau bentuk kakinya. Para pejabat pemerintah, pejabat perbankan, bahkan Wakil Presiden RI, menurut Elly memesan sepatu golf kepadanya.
“Untuk sepatu dengan bentuk dan kualitas yang hampir sama, terbuat dari kulit asli, handmade, buatan luar negeri dijual Rp2juta hingga 3 juta, kami jual cukup dengan harga Rp475ribu hingga Rp1juta,” ujar wanita yang ditinggal almarhum suaminya sepuluh tahun lalu. 
Sebuah kebanggan bagi Elly, Ethree kini dipakai oleh seluruh  awak salah satu penerbangan di Indonesia, bahkan pejabat tinggi perbankan dan kepolisian menjadi langganan tetapnya.
Ternyata, dari rumahpun bisnis bisa dirajut, dan rejekipun mengalir. Mau? * n
Telepon Any : 021- 87704043, 08121891843 - Telepon Elly : 08129083524  
Terakhir Diupdate ( Senin, 29 Juni 2009 04:01 ) 


http://www.majalahwk.com/artikel-artikel/strategi-usaha.html?start=9 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar