Senin, 11 Oktober 2010

Pemasaran Jasa


Walau pun saat ini secara total remang-remang memisahkan mana bisnis barang dan mana bisnis jasa. Jasa adalah berbeda dengan barang. Jasa dalam keberadaannya tidak tampak, produksi dan konsumsi bersamaan waktu, serta kurang memiliki standarisasi. Karakteristik utama jasa tersebut, menyiratkan tidak sepenuhnya pemasaran barang mampu diimplementasikan dalam jasa. Pemasaran jasa mesti menyesuaikan diri dengan selera konsumen, dipengaruhi jumlah pendapatan, tidak ada fungsi penyimpanan, dan kualitas dipengaruhi barang. Yang penting dalam pemaaran jasa tidak lain keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud. Karakteristik jasa yang telah dikemukakan mendasari hadirnya tiga komponen tambahan bauran pemasaran. Komponen pertama, people yang melayani atau merencanakan pelayanan terhadap konsumen. Komponen kedua, physical evidence sebagai bukti fisik agar konsumen dapat melihat jasa secara jelas. Komponen yang ketiga, process yang terjadi dari dukungan karyawan dan manajamen. Jadi berbeda dengan bauran pemasaran barang, bauran pemasaran jasa terdiri dari: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Pemasaran jasa memerlukan strategi internal marketing, memikat pelanggan, mengelola bukti fisik, menjaga kualitas jasa. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan masyarakat. Semakin maju sebuah negara maka semakin banyak permintaan akan jasa. Hal tersebut, sejalan dengan hierarkhi kebutuhan manusia yang mula-mula dari fisiologis bergerak pada perwujudan diri. Dengan demikian, kota yang hendak berjuluk kota jasa tampaknya layak masyarakat sudah berpendapatan tinggi atau upah minimal regional mengalami peningkatan.

http://id.shvoong.com/business-management/management/1658506-pemasaran-jasa/

Proses Pembuatan Kain Sasirangan


1. Pendahuluan

Kain sasirangan banyak dibuat oleh pengusaha industri kecil di Kalimantan Selatan. Seperti halnya batik di Pulau jawa, kain sasirangan merupakan ciri khas daerah Kalimantan Selatan. Kain sasirangan adalah merupakan kain yang menerapkan proses pewarnaan dengan cara rintang yaitu dijahit menggunakan benang atau tali rafia menurut corak yang dikehendaki. Desain corak didapatkan dari jahitan atau dikombinasi dengan ikatan maupun komposisi warna yang dibuat. Kain sasirangan dapat dibuat dari bahan mori dengan berbagai kwalitas seperti mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalissima, bahan sutera, rayon maupun synthetic.

2. Proses Awal / Persiapan (Penghilangan Kanji)

Dalam perdagangan biasanya kain dijual dalam keadaan telah difinish atau dikanji, dimana kanji tersebut dapat menghalangi penyerapan zat warna. Oleh karena itu kain harus diproses persiapan / penghilangan kanji agar kain mempunyai daya serap terhadap zat warna.

Untuk menghilangkan kanji dapat dilakukan dengan 3 cara :

Perendaman biasa, bahan direndam dalam air selama satu atau dua hari, kemudian dibilas. Cara ini tidak banyak disukai, karena banyak memakan waktu dan ada kemungkinan timbul mikro organisme yang akan merusak kain. Perendaman dengan asam, kain direndam dalam larutan asam sulfat atau asam chlorida selama satu malam. Apabila larutan dipanaskan pada suhu 35' C maka waktu pengerjaan dapat disingkat hingga menjadi 2 jam saja. Setelah proses maka kain dibilas dengan air sehingga bebas dari asam.
Rendaman dengan enzym, bahan dimasak dengan suatu larutan enzym (Rapidase, Novofermasol dan lain-lain) pada suhu 45' C selama 30 s/d 45 menit. Setelah pemasakan kain dicuci dalam air panas dua kali masing-masing 5 menit, kemudian dicuci dingin sampai bersih.

3. Pembuatan Pola Desain dan Jahitan.


Kain yang sudah bebas dari resin finish atau kanji maka siap dipotong guna diberi pola. Pemotongan kain menurut kebutuhan misalnya untuk kemeja , gaun selendang atau yang lain. Selanjutnya kain dijahit menggunakan benang sesuai pola dengan jarak 1 - 2 mm atau 2 -3 mm. Benang ditarik kencang samapai kain menjadi rapat dan membentuk kerutan-kerutan.

Benang berfungsi sebagai perintang oleh sebab itu bahan perintang mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

* Tidak dapat terwarnai oleh zat warna, sehingga mampu untuk mewarnai zat warna.
* Benang mempunyai konstruksi anyaman maupun twist benang yang padat.
* Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi.
* Sebagai bahan perintang/pengikat dapat berupa : benang kapas, benang polyester, rafia, benang ban, serat nanas dan lainnya.

Pola atau motif yang dipakai pada kain sasirangan antara lain : kembang tampuk manggis, iris pudak, naga balimbur, bayam raja, kulit kayu, kulit kurikit, sarigading dan lain-lain.

4. Pewarnaan pada Kain

Pewarnaan adalah pemberian warna yang merata pada suatu bahan yang mempunyai sifat kurang lebih permanent. Pada umumnya pewarnaan terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain kemudian bahan tekstil dimasukkan atau dicolet dengan larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.

Yang penting dalam pewarnaan adalah kerataan warna pada bahan artinya terdapat kerataan yang maksimum dalam pembagian zat warna pada bahan. Masing-masing zat warna mempunyai cara pewarnaan yang berbeda dan pemakaian zat warna disesuaikan dengan jenis serat serta ketahanan luntur yang diinginkan.

Dalam proses pewarnaan kain sasirangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Pencelupan. Apabila diinginkan hanya satu warna saja, maka dapat dikerjakan proses pencelupan. kain dicelup kedalam larutan zat warna dan obat-obat pembantu, sehingga kan dihasilkan kain berwarna yang merata kecuali pada bekas jahitan/sirangan akan tetap berwarna putih.
Pencoletan. Kain yang telah disirang diberi warna dengan cara dicolet di atas sirangannya maupun diantara sirangan. banyaknya warna bisa lebih dari satu atau dua warna tergantung dari motif dan macam warna yang diinginkan.
Pencelupan dan Pencoletan. Pada cara ini mula-mula kain dicelup warna muda sebagai dasar warna. Kemudian dicolet dengan warna yang lebih tua.

Sayarat-syarat zat warna antara lain :

* Harus mempunyai warna, jadi mengabsorpi cahaya tampak.
* Dapat larut dalam pelarut, umumnya air atau mudah dilarutkan.
* Zat warna harus mempunyai affinitas terhadap serat (dapat menempel).
* Mempunyai sifat yang cukup baik seperti : tahan cuci, tahan sinar.
* Zat warna harus dapat berdifusi pada serat.
* Zat warna harus mempunyai susunan yang stabil setelah meresap ke dalam serat.

Jenis Jenis zat warna yang dikenal antara lain :

* Zat warna Directt
* Zat wawrna Basis
* Zat warna Asam
* Zat warna Belerang
* Zat warna Hydron
* Zat warna Bejana
* Zat warna Bejana Larut
* Zat warna Napthol
* Zat warna Dispersi
* Zat warna reaktif
* Zat warna Rapid
* Zat warna Pigmen
* Zat warna Oksidasi

Selain zat warna di atas ada lagi zat warna yang kini lagi trend digunakan unutk menambah kesan anggun dan mewah pada kain digunakan yaitu zat warna prada. Pemberian warna prada dikerjakan pada bagian tertentu misalnya di tepi bekas sirangan maupun di tempat lain sesuai dengan yang diinginkan .

5. Pelepasan Jahitan, Pencucian dan Pengeringan

Setelah proses pewarnaan kain sasirangan, kemudian jahitan jelkujur pada kain di lepas. Setelah itu kain dicuci sampai bersih. kain yang sudah dicuci kemudian di jemur pada temapt yang sudah disediakan dengan syarat tidak boleh terkena sinar matahari.

6. Finishing

Proses terakhir yaitu proses penyempurnaan berupa merapikan kain agar tidak kumal yaitu dengan menyetrikanya. Penyetrikaan dilakukan secara manual dengan menggunakan setrika listrik. Kegiatan ini dilakukan secara hati-hati apalagi kalau bahan yang disetrika terbuat dari kain sutera.

http://www.facebook.com/note.php?note_id=124113872808

Produk Olahan Hasil Kelapa

Posted: Oktober 8, 2010 by Abidanish in asap cair
Tag:,
Bagi anda para pengusaha kayu, kayu yang mudah rapuh akibat kena rayap atau keropos, sekarang sudah tidak usah bingung lagi. Beberapa pengusaha kayu telah berhasil mengaplikasikan kayu sebagai penyempurna struktur kayu.
Perendaman kayu dalam larutan asap cair terbukti dapat mengawetkan kayu dari serangan rayap. Prosesnya cukup mudah, cukup merendam kayu dalam larutan asap cair jenis non pangan, kayu anda lebih awet, sangat bagus untuk mengawetkan kayu-kayu yang masih agak muda.
Beberapa client kami sudah berhasil mengplikasikan asap cair untuk pengawetan kayu.
Jika anda para pengusaha kayu atau pengusaha mebelair tertarik untuk memamfaatkan asap cair untuk kayu, kami menyediakan asap cair sesuai kebutuhan anda.
Pemesanan :
|RumahKelapaIndonesia| Jl. Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta| email : mansur_mash@yahoo.com| Mansur Mashuri, ST| Cp : 081328042283|

Bisnis Emas Sabut kelapa atau Cocofiber, akan benar-benar menjadi emas, ketika tahu akan cara mengolahnya.
Nah, merespon akan banyaknya permintaan informasi pengolahan sabut kelapa, Kami dari RumahSabut Yogyakarta mengadakan training pengolahan sabut kelapa.
Materinya antara lain :
  • Seputar pemanfaatan sabut kelapa
  • Mengolah sabut kelapa menjadi serat /cocofiber dan serbuk/cocopeat yang bernilai ekspor
  • Membuat tali sabut kelapa
  • Membuat  sapu
  • Membuat matras
  • Membuat keset
  • dll
Waktu Pelatihan : 3 hari
Konfirmasi pendaftaran :
|RumahKelapaIndonesia| Jl. Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta| email : mansur_mash@yahoo.com| Mansur Mashuri, ST| Cp : 081328042283|
Cocomesh atau jaring sabut kelapa selama ini dipakai untuk aplikasi reklamasi tambang, penguatan tanah dari longsor, dan pengikisan tanah oleh air. Namun seiring perkembangan teknik, kini Cocomesh dipakai untuk aplikasi pengerasan jalan.
Desain cocomesh yang umum berukuruan 2×25 meter, dengan tebal tali 0,4-0,6 cm. Jarak antara tali biasanya 3×3 cm atau 4×4 cm. Konstruksi Cocomesh seperti dibawah ini :

Cocomesh atau Coir net yang dipakai untuk pengerasan jalan di korea, memiliki desain yang berbeda, talinya lebih tebal, anyamannya lebih kokoh dan rapat.
Spesifikasi Coirnet yang biasa di pakai antara lain:
  • Tebal tali       : 1,6 cm dan 2 cm
  • Jarak tali      : 4×4 cm
  • Anyaman     : doubel
  • Panjang        : menyesuaikan
Lihat Gambar di bawah ini :

Atau yang seperti dibawah ini

KamiRumahSabut Yogyakarta, menyediakan berbagai Cocomesh dengan berbagai ukuran. Termasuk untuk desain seperti diatas.
PEMESANAN PRODUK
Workshop :
Jalan Parangtritis Km 5.8 Yogyakarta, Indonesia

Office :

Jalan Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta, Indonesia
email : mansur_mash@yahoo.com
Contact person : Mansur Mashuri (081328042283)
Ini adalah artikel dalam majalah kontan, dengan salah satu sumber yang punya blog :) , saya tuliskan ulang ya… Semoga manfaat. Suadara-saudara, mohon maaf kadang isi di majalah peluang usaha kontan sering tertalu bombastis, jadi keep cool aja ya…
Limbah sabut kelapa tidak hanya bisa digunakan sebagai pelapis jok dan kursi. Saat ini, sabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai produk penghijauan bernama cocomesh. Dengan membentuk jaring, cocomesh bermanfaat untuk reklamasi bekas lahan tambang.
Pohon kelapa atau Cocos nucifera memang sudah lama terkenal memiliki banyak manfaat. Mulai dari akar, batang, daun, buah hingga pelepahnya, semuanya dapat dimanfaatkan. Kelapa bisa menjadi bahan baku berbagai produk kerajinan tangan, olahan makanan dan minuman, arang batok, hingga zat pewarna pada perabotan rumahtangga.
Produk olahan dari berbagai bagian pohon kelapa terus berkembang. Salah satunya adalah produk olahan dari limbah sabut kelapa, yang dijadikan jaring sabut kelapa. Namanya cocomesh.
Bentuk cocomesh menyerupai jaring yang memiliki banyak kegunaan. Selain berfungsi memperbaiki area tanah yang kelembabannya telah hilang akibat aktivitas tertentu, cocomesh berguna mencegah erosi dan penguatan tanah di lereng bukit.
Jaring sabut kelapa ini tidak menimbulkan residu berbahaya. Ketika dibuat tali dan membentuk jaring, cocomesh memiliki kekuatan lebih untuk menyerap air dan menahan erosi tanah. Sifat-sifat itulah yang dimanfaatkan untuk mencegah tanah longsor di berbagai area.
Sejatinya, cocomesh juga bisa digunakan sebagai bahan penyubur tanah. Sifatnya bekas pakai, mampu terurai di tanah dan menjadi unsur hara yang menyuburkan tanah.
Jadi, cocomesh bisa digunakan sebagai media penghijauan di berbagai area untuk tujuan reklamasi atau perbaikan kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha. “Sebagian besar pengguna cocomesh saat ini adalah perusahaan-perusahaan tambang,” kata Arief Nugroho, pemilik CV Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu.
Biasanya, selesai dieksplorasi, lahan bekas tambang telah sulit dihijaukan kembali. Sebab, tanahnya sudah memiliki kandungan keasaman yang sangat tinggi. Ini menyebabkan tumbuhan sulit hidup di atasnya.
Nah, dengan menggunakan cocomesh, kelembaban tanah bekas lokasi tambang bisa kembali seperti semula. Sebab, pemerintah mewajibkan para pemilik Kuasa Pertambangan (KP) mengembalikan kualitas tanah seperti sedia kala ketika belum terjadi kegiatan eksplorasi.
Di samping manfaat-manfaat di atas, cocomesh juga mampu meningkatkan nilai jual produk sabut kelapa. Sebab, selama ini sebagian besar sabut kelapa masih menjadi limbah yang tersia-siakan. Atau setidaknya, sabut kelapa dipres membentuk balok. Lalu, menjadi produk setengah jadi yang diekspor ke berbagai negara. Padahal, ujung-ujungnya produk jadi dari sabut kelapa itu kembali dijual ke Indonesia.
Mansur Mashuri, pemilik CV Rumah Sabut di Yogyajarta, menambahkan, untuk meningkatkan nilai produk, sejatinya sabut kelapa bisa dijadikan produk bermanfaat seperti cocomesh. Apalagi, produk ini ramah lingkungan dengan turut membantu mengurangi limbah sabut kelapa. “Sabut kelapa ini awalnya dibuat tali, yang lantas dianyam,” ujarnya.
Hanya, di Indonesia, penggunaan cocomesh belum memasyarakat. Sosialisasi manfaatnya kepada masyarakat sangat terbatas.
Selama ini, reservasi bekas lokasi tambang menggunakan jaring dari serat sintetis. Dengan adanya cocomesh dari sabut kelapa, pilihannya menjadi lebih beragam.
Meski cocomesh belum begitu populer di masyarakat, para produsen belum mampu memenuhi semua permintaan yang datang.
Arief mengaku, permintaan cocomesh masih jauh di atas kapasitas produksinya saat ini. Asal tahu saja, kapasitas produksinya sekarang sebanyak 20.000 meter persegi (m²) sebulan.
Beberapa perusahaan pertambangan seperti PT Freeport Indonesia dan PT Chevron menjadi klien Arief selama ini. Belum lama ini, dia juga mendapatkan proyek pembuatan Cocomesh sebanyak 10.000 m². Produk itu untuk proyek dudukan aspal di proyek akses jalan pada tambang Martabe, Medan, Sumatera Utara.
Dari permintaan sebanyak itu, omzet rata-rata yang bisa diraup Arief mencapai sekitar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per bulan. “Kami memiliki beberapa sentra pembuatan cocomesh di Kulonprogo, Yogyakarta,” imbuh dia.
Sementara itu, Mansur mampu mengirim sekitar satu sampai dua kontainer cocomesh ke berbagai proyek tambang atau proyek pembangkit listrik. Satu kontainer berisi sekitar 5.000 m² cocomesh.
Harganya sekitar Rp 9.000 per m². Artinya, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 45 juta-Rp 90 juta sebulan.
Klien Mansur, antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk. Pelanggan lainnya adalah proyek pembangkit listrik di Garut, Jawa Barat. “Yang di Garut itu untuk menahan longsor,” ujarnya.
Untuk memenuhi permintaan cocomesh, Mansur memberdayakan warga sekitar Gedong Kuning, Yogyakarta. Karena pembuatan cocomesh di tempat tersebut tergantung pada pesanan, jumlah produksinya pun dapat ditakar. “Kami memiliki kapasitas produksi hingga 40.000 m² sebulan,” kata Mansur.
Sebenarnya, peluang mengekspor cocomesh ke luar negeri terbuka lebar. Mansur, misalnya, sempat hampir berhasil mengirimkan cocomesh ke Korea Selatan. Namun, lantaran harganya kalah bersaing dengan produk sejenis dari India, pembeli di Korea Selatan batal membeli dari Mansyur.
Di Korea Selatan, cocomesh digunakan untuk alas lapangan sepak bola atau golf sebelum ditanami rumput. “Tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk membuat cocomesh yang mampu bersaing dengan produk dari negara lain,” ujar Mansur.
Rizki Caturini, bisa dilihat disini

Air Kelapa, Isotonik Alami dan Menyehatkan

Posted: Oktober 3, 2010 by Abidanish in Air Kelapa
Tag:,
Esqmagazine.com -Saat cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini, air kelapa muda merupakan minum favorit untuk menghilangkan dahaga. Selain menyegarkan, ternyata air kelapa merupakan air isotonik alami, pengganti ion tubuh, saat keringat banyak keluar bercucuran.
Menurut Badan Pertanian Dunia (FAO), air kelapa muda bisa dimanfaatkan sebagai minuman penambah energi dan stamina alami. Selain itu, manfaat air kelapa muda juga beragam, dari yang mitos dan belum dibuktikan sampai yang ilmiah. Air kelapa muda dipercaya meningkatkan kandungan hormon reproduksi. Air ini juga bisa menjadi penawar orang yang terkena racun atau alergi.
Apa zat yang terkandung dalam air kelapa muda? Sebagai sumber tenaga, mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.
Dibandingkan dengan minuman isotonik dalam kemasan, air kelapa muda kelapa relatif aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian membuktikan air kelapa muda memiliki Indeks Rehidrasi (indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan tubuh) lebih baik dibandingkan dengan air biasa dan minuman elektrolit buatan.
Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum dalam jumlah cukup banyak.
Karena itu, jika Anda banyak melakukan kegiatan yang menguras keringat, minumlah air kelapa untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Namun, perlu diketahui bahwa sekali dibuka dan dikeluarkan dari tempurungnya, air kelapa mudah sekali mengalami perubahan cita rasa dan penurunan nilai gizi.
Agar khasiat dari air kelapa tak hilang, lebih baik minum air kelapa segar yang baru dibuka dari tempurung. Disarankan minumlah tanpa campuran apa pun, seperti sirup. Tambahkan saja es batu dan sedikit gula agar kesegarannya semakin mantap. (kmps/ika)

Pentingnya Environment sebagai Physical Evidence untuk Menunjang Kesuksesan Pemasaran

Dalam pemasaran produk berupa barang maupun jasa seringkali kita
mendengar istilah 4P: Product, Place, Price, dan Promotion, ya
singkatnya produk harus berkualitas, tempat strategis, harga bersaing,
dan promosi menarik :). Nah, ternyata itu semua kurang spesifik, butuh
hal lain untuk dilakukan supaya konsumen lebih tertarik memilih produk
kita. Timbullah 7P yang mencakup 4P itu dan tambahan 3P lainnya: yaitu
People, Process, dan Physical Evidence, singkatnya orang yang
menghadapi konsumen harus berpengetahuan banyak ttg produk dan mampu
mengkomunikasikan keunggulan produk dengan baik (kalo mampu hipnotis
malah lebih baik hehehe), proses pembuatan hingga pengiriman produk
sampai siap dikonsumsi konsumen harus efisien efektif dan cepat, serta
yang terakhir sering dilupakan adalah Physical Evidence.

Apa itu
Physical Evidence? Ini nich sering dilupakan, padahal termasuk penting.
Ini yang membedakan suatu toko, suatu mall, suatu bank, pub, cafe,
resto, kantor dsb lebih bergengsi, bonafid, keren, dibanding
pesaingnya. Physical Evidence itu lingkungan dimana produk Anda bertemu
dengan konsumen. Coba kita bandingkan antara Sogo dengan Matahari,
dengan tata letak yang jauh lebih indah dan tampak glamor maka SOGO
bisa menarik konsumen dengan kantong lebih tebal, dengan kartu kredit
yang unlimited, dsb. Nah sekarang apa bedanya Alfamart dan Indomart
dengan toko kelontong? dua jenis toko yang menjual produk-produk yang
sama dengan harga yang kurang lebih sama, namun dengan mengedepankan
lingkungan yang lebih nyaman, lebih rapi, dan lebih dingin maka
Alfamart dan Indomart bisa menarik konsumen yang dulunya setia dengan
toko kelontong atau pasar. Kondisi lingkungan dimana produk Anda
diletakkan untuk dipertemukan dengan konsumen harus dibuat disesuaikan
dengan profil jenis konsumen yang Anda target. Disini pentingnya
konsultan yang memahami marketing dan arsitektur sehingga bisa
mengimplementasikan strategi marketing menjadi Physical Evidence yang
tepat sasaran.
http://www.mail-archive.com/bisnis_center@yahoogroups.com/msg05829.htm

Analisa pengaruh physical evidence restoran Toko Oen Malang yang bernuansa kuno terhadap keputusan pembelian konsumen

Physical evidence bukti fisik merupakan salah satu faktor dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam suatu restoran. Mengingat karakteristik jasa yang tidak berwujud, maka konsumen memerlukan bukti-bukti fisik dalam mengambil keputusan pembelian. Physical evidence restoran dapat berupa: desain interior, menu dan penampilan karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 80 konsumen di Toko Oen Malang. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa physical evidence yang meliputi: desain interior, menu dan penampilan karyawan secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Toko Oen Malang. Akan tetapi secara parsial hanya desain interior dan penampilan karyawan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana penampilan karyawan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pembe lian konsumen di Toko Oen Malang.

http://www.bibsonomy.org/bibtex/2d4a6f8ecefa3577b0ea5e1a0bdd20ef4/puslit

STRATEGI PENETAPAN HARGA JUAL


. Friday, 1 January 2010

MYCOPYPASTE

Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, artinya bila harga barang terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga suatu barang seperti :

1. Tingkat penghasilan konsumen
2. Kepribadian dari individu konsumen
3. Desakan waktu yang dialami oleh konsumen
4. Besarnya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh konsumen

Hubungan antar harga dan mutu barang
Banyak konsumen beranggapan bahwa harga barang yang tinggi identik dengan mutu yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, mutu barang yang tinggi cenderung diikuti oleh harga yang mahal. Dalam menetapkan harga yang tinggi atau mahal, para pengecer biasanya menonjolkan reputasi produk, nama merk, perwujudan fisik dari barang tersebut seperti wana dan bentuk. Jika menetapkan harga barang yang murah, maka perbedaan harga dengan pesaing harga harus
ditonjolkan. Dengan demikian, berarti ada hubungan antara suatu barang dengan kualitas barang tersebut. Maksudnya adalah bahwa harga suatu barang sesuai dengan mutunya, dan mutu barang sesuai dengan harganya. Sehingga kita dapat menetapkan harga sesuai dengan tingkat mutu barang

Saran-saran Penetapan Harga
1. Untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar Jika harga yang ditetapkan cukup menarik pembeli, maka kemungkinan besar pembeli tidak akan lari ke pedagang lain. Mereka akan selalu kembali ke toko kita. Ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan pembeli. Bahkan tidak tertutup kemungkinan harga jual tersebut dapat menarik pembeli baru.
2. Untuk mempercepat masuknya uang tunai Jika terdapat masalah di dalam arus keluar masuknya uang atau kekurangan uang tunai, maka dengan penetapan harga yang tepat masalah tersebut dapat teratasi.
3. Untuk dapat bertahan dalam persaingan Ketepatan dalam strategi harga diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usaha
4. Untuk mempertahankan citra yang menguntungkan Melalui penetapan harga yang tepat, citra usaha kita dapat dipertahankan dan bahkan meningkat dimata konsumen
5. Untuk menghabiskan sisa barang musiman (cuci gudang)
6. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung pada bulan-bulan sepi.
7. Untuk menakut-nakuti para pesaing potensial untuk masuk.

Strategi Penetapan Harga
1. Penetapan harga yang berpedoman pada biaya Cara yang ditempuh yaitu dengan menambah prosentase laba dan biaya
Misalnya : Harga Beli = Rp. 1000
Laba 10% = Rp. 100
Biaya = Rp. 25 + Harga jual = Rp. 1125

2. Penetapan harga cost (cost plus pricing)
Penetapan harga cost plus merupakan praktek dimana harga penjualan suatu produk ditetapkan dengan jalan menambahkan prosentase tertentu yang ditetapkan sebelumnya atas biaya produk tersebut.
Harga jual = Harga pokok + biaya + laba

3. Penetapan harga yang berpedoman pada persaingan
Terdapat beberapa alternatif dalam menghadapi pesaing yaitu dengan menetapkan harga : di atas harga pesaing, sama dengan harga pesaing atau di bawah harga pesaing
1 Harga di atas harga pesaing dimungkinkan bila :
a. Kelengkapan barang lebih baik, barang-barang lebih eksklusif dan mode lebih maju (fashionable)
b. Pelayanan lebih baik seperti pengembalian barang secara gratis, reparasi gratis, dan jaminan barang rusak bisa dikembalikan
c. Memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada konsumen
d. Toko telah memiliki reputasi yang lebih baik.
2 Harga sama dengan pesaing
Cara yang paling umum dilakukan oleh para pengecer adalah menetapkan harga barang yang sesuai dengan harga pasar. Barang- barang yang ditetapkan harganya dengan cara ini umumnya barang- barang sehari-hari yang biasanya sudah dihafal oleh konsumen. Strategi untuk memenangkan persaingan dalam kondisi seperti ini adalah bersaing dalam pelayanan.
3 Harga di bawah harga pesaing
Dalam melakukan strategi dengan menetapkan harga di bawah harga pesaing, kita harus menyelesaikan penyesuaian dengan menurunkan biaya operasional, pembatasan jenis-jenis barang, penyediaan sarana fisik yang lebih sederhana dan lebih sedikit pelayanan –pelayanan pribadi. Hal ini harus dilakukan untuk mempertahankan laba yang ingin dicapati atau dipertahankan.
4. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan Minishop Management
Cara yang ditempuh adalah dengan diskriminasi harga. Sasaran dari diskriminasi harga ini adalah para pelanggan khusus yang memerlukan perlakuan khusus. Disamping itu dapat juga diberikan dalam kaitannya dengan :
a. Kualitas atau bentuk produk tertentu
b. Waktu tertentu
c. Volume penjualan tertentu
5. Harga psikologikal
Harga psikologikal yaitu harga yang diharapkan dapat memberikan efek psikologis pada konsumen. Taktik yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
a. Membuat harga ganjil, misalnya Rp. 9990, Rp. 4990
Angka 9 akan memberikan efek lebih murah dari angka sepuluh, angka 4 berkesan lebih murah dari angka 5 meskipun perbedaan harga sebenarnya Rp. 10 yang relatif tidak begitu berarti
b. Beberapa barang yang digabung jadi satu dan diberi harga yang lebih murah daripada bila dijual terpisah. Dengan sedikit kerugian bisa menjual barang lebih banyak
c. Kadang-kadang konsumen mengasumsikan barang mahal adalah barang bermutu. Dengan menggunakan strategi harga yang tepat, harga barang yang lebih tinggi disuatu tempat bisa menjual lebih banyak barang ditempat lain yang harganya lebih murah padahal barangnya sama.
6. Harga Promosi
a. Leader Pricing (harga dijual di bawah harga pasar)
Leader pricing adalah strategi penetapan harga dengan menjual harga dengan keuntungan yang sangat tipis, sehingga harga di bawah harga pasar. Tujuan leader pricing adalah sebagai harga penuntun, agar konsumen dapat membeli barang lain yang lebih banyak.
b. Loss Leader Pricing (harga di bawah harga pokok)
Strategi ini dilakukan dengan menjual barang di bawah harga pokok (modal), dengan harapan agar memberikan kesan kepada konsumen bahwa barang yang dijual ditoko rata-rata harganya murah.
c. Bait pricing (harga umpan yang diturunkan dengan tajam)
Dengan menggunakan strategi ini, barang dijual dengan harga yang dibanting secara tajam, misalnya barang diturunkan sampai dengan 40%-50% dari harga semula. Hal ini dimaksudkan untuk meramaikan toko sekaligus cuci gudang.
d. Special Event Pricing (harga khusus pada waktu-waktu tertentu)
Strategi harga khusus dalam rangka menghadapi hari-hari besar tertentu dan peristiwa-peristiwa yang penting, seperti : tahun ajaran baru, Natal dan Tahun Baru, Lebaran dan sebagainya. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapat keringanan dalam merayakan atau mengikuti harga besar atau peristiwa penting.
e. Diskon Psikologikal
Diskon psikologikal adalah sebuah strategi penetapan harga promosi dimana penjual menaikkan harganya terlebih dahulu dan kemudian produk yang bersangkutan ditawarkan dengan harga jauh lebih murah.
Contoh :
Harga sebelumnya Rp. 10.000,00 (padahal Rp. 6000,00)
Harga sekarang Rp. 6.000,00 (harga sebenarnya)

Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah segera mengadakan rapat terbatas khusus tentang pangan untuk mewaspadai kecenderungan kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras bisa menekan inflasi.
Demikian disampaikan Menteri Pertanian Suswono seusai menemui Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (7/1/2010). Suswono melaporkan stok beras dan kondisi pasar beras di dalam negeri.
Di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, harga beras rata-rata naik Rp 500 per kilogram.
”Terakhir suplainya masih di atas 2.000 ton. Ini artinya normal dan pasokan ada, tetapi harganya naik. Apakah ini permainan pedagang yang memanfaatkan kenaikan harga pembelian pemerintah atau memang cenderung harganya terus naik,” ujar dia.
Dia mengakui, kenaikan harga beras berdampak pada inflasi. ”Kenaikan kalau sudah 10 persen bisa berbahaya, operasi pasar sudah harus dilakukan,” katanya.
Sementara itu, hasil Rapat Koordinasi Teknis memutuskan memerintahkan Perum Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk memasukkan gula impor kloter pertama 98.000 ton pada Januari 2010.
”Ini untuk menahan tekanan harga gula konsumsi yang tinggi di pasar domestik,” kata Wakil Menteri Pertanian sekaligus Deputi Bidang Pertanian dan Kelautan Kementerian Koordinator Perekonomian Bayu Krisnamurthi seusai rapat.
Total pagu impor gula konsumsi tahun 2010 ditetapkan 500.000 ton. (HAR/OIN)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/08/07001422/Pemerintah.Waspadai.Kenaikan.Harga