Senin, 11 Oktober 2010

Produk Olahan Hasil Kelapa

Posted: Oktober 8, 2010 by Abidanish in asap cair
Tag:,
Bagi anda para pengusaha kayu, kayu yang mudah rapuh akibat kena rayap atau keropos, sekarang sudah tidak usah bingung lagi. Beberapa pengusaha kayu telah berhasil mengaplikasikan kayu sebagai penyempurna struktur kayu.
Perendaman kayu dalam larutan asap cair terbukti dapat mengawetkan kayu dari serangan rayap. Prosesnya cukup mudah, cukup merendam kayu dalam larutan asap cair jenis non pangan, kayu anda lebih awet, sangat bagus untuk mengawetkan kayu-kayu yang masih agak muda.
Beberapa client kami sudah berhasil mengplikasikan asap cair untuk pengawetan kayu.
Jika anda para pengusaha kayu atau pengusaha mebelair tertarik untuk memamfaatkan asap cair untuk kayu, kami menyediakan asap cair sesuai kebutuhan anda.
Pemesanan :
|RumahKelapaIndonesia| Jl. Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta| email : mansur_mash@yahoo.com| Mansur Mashuri, ST| Cp : 081328042283|

Bisnis Emas Sabut kelapa atau Cocofiber, akan benar-benar menjadi emas, ketika tahu akan cara mengolahnya.
Nah, merespon akan banyaknya permintaan informasi pengolahan sabut kelapa, Kami dari RumahSabut Yogyakarta mengadakan training pengolahan sabut kelapa.
Materinya antara lain :
  • Seputar pemanfaatan sabut kelapa
  • Mengolah sabut kelapa menjadi serat /cocofiber dan serbuk/cocopeat yang bernilai ekspor
  • Membuat tali sabut kelapa
  • Membuat  sapu
  • Membuat matras
  • Membuat keset
  • dll
Waktu Pelatihan : 3 hari
Konfirmasi pendaftaran :
|RumahKelapaIndonesia| Jl. Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta| email : mansur_mash@yahoo.com| Mansur Mashuri, ST| Cp : 081328042283|
Cocomesh atau jaring sabut kelapa selama ini dipakai untuk aplikasi reklamasi tambang, penguatan tanah dari longsor, dan pengikisan tanah oleh air. Namun seiring perkembangan teknik, kini Cocomesh dipakai untuk aplikasi pengerasan jalan.
Desain cocomesh yang umum berukuruan 2×25 meter, dengan tebal tali 0,4-0,6 cm. Jarak antara tali biasanya 3×3 cm atau 4×4 cm. Konstruksi Cocomesh seperti dibawah ini :

Cocomesh atau Coir net yang dipakai untuk pengerasan jalan di korea, memiliki desain yang berbeda, talinya lebih tebal, anyamannya lebih kokoh dan rapat.
Spesifikasi Coirnet yang biasa di pakai antara lain:
  • Tebal tali       : 1,6 cm dan 2 cm
  • Jarak tali      : 4×4 cm
  • Anyaman     : doubel
  • Panjang        : menyesuaikan
Lihat Gambar di bawah ini :

Atau yang seperti dibawah ini

KamiRumahSabut Yogyakarta, menyediakan berbagai Cocomesh dengan berbagai ukuran. Termasuk untuk desain seperti diatas.
PEMESANAN PRODUK
Workshop :
Jalan Parangtritis Km 5.8 Yogyakarta, Indonesia

Office :

Jalan Gedongkuning Selatan 202 Yogyakarta, Indonesia
email : mansur_mash@yahoo.com
Contact person : Mansur Mashuri (081328042283)
Ini adalah artikel dalam majalah kontan, dengan salah satu sumber yang punya blog :) , saya tuliskan ulang ya… Semoga manfaat. Suadara-saudara, mohon maaf kadang isi di majalah peluang usaha kontan sering tertalu bombastis, jadi keep cool aja ya…
Limbah sabut kelapa tidak hanya bisa digunakan sebagai pelapis jok dan kursi. Saat ini, sabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai produk penghijauan bernama cocomesh. Dengan membentuk jaring, cocomesh bermanfaat untuk reklamasi bekas lahan tambang.
Pohon kelapa atau Cocos nucifera memang sudah lama terkenal memiliki banyak manfaat. Mulai dari akar, batang, daun, buah hingga pelepahnya, semuanya dapat dimanfaatkan. Kelapa bisa menjadi bahan baku berbagai produk kerajinan tangan, olahan makanan dan minuman, arang batok, hingga zat pewarna pada perabotan rumahtangga.
Produk olahan dari berbagai bagian pohon kelapa terus berkembang. Salah satunya adalah produk olahan dari limbah sabut kelapa, yang dijadikan jaring sabut kelapa. Namanya cocomesh.
Bentuk cocomesh menyerupai jaring yang memiliki banyak kegunaan. Selain berfungsi memperbaiki area tanah yang kelembabannya telah hilang akibat aktivitas tertentu, cocomesh berguna mencegah erosi dan penguatan tanah di lereng bukit.
Jaring sabut kelapa ini tidak menimbulkan residu berbahaya. Ketika dibuat tali dan membentuk jaring, cocomesh memiliki kekuatan lebih untuk menyerap air dan menahan erosi tanah. Sifat-sifat itulah yang dimanfaatkan untuk mencegah tanah longsor di berbagai area.
Sejatinya, cocomesh juga bisa digunakan sebagai bahan penyubur tanah. Sifatnya bekas pakai, mampu terurai di tanah dan menjadi unsur hara yang menyuburkan tanah.
Jadi, cocomesh bisa digunakan sebagai media penghijauan di berbagai area untuk tujuan reklamasi atau perbaikan kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha. “Sebagian besar pengguna cocomesh saat ini adalah perusahaan-perusahaan tambang,” kata Arief Nugroho, pemilik CV Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu.
Biasanya, selesai dieksplorasi, lahan bekas tambang telah sulit dihijaukan kembali. Sebab, tanahnya sudah memiliki kandungan keasaman yang sangat tinggi. Ini menyebabkan tumbuhan sulit hidup di atasnya.
Nah, dengan menggunakan cocomesh, kelembaban tanah bekas lokasi tambang bisa kembali seperti semula. Sebab, pemerintah mewajibkan para pemilik Kuasa Pertambangan (KP) mengembalikan kualitas tanah seperti sedia kala ketika belum terjadi kegiatan eksplorasi.
Di samping manfaat-manfaat di atas, cocomesh juga mampu meningkatkan nilai jual produk sabut kelapa. Sebab, selama ini sebagian besar sabut kelapa masih menjadi limbah yang tersia-siakan. Atau setidaknya, sabut kelapa dipres membentuk balok. Lalu, menjadi produk setengah jadi yang diekspor ke berbagai negara. Padahal, ujung-ujungnya produk jadi dari sabut kelapa itu kembali dijual ke Indonesia.
Mansur Mashuri, pemilik CV Rumah Sabut di Yogyajarta, menambahkan, untuk meningkatkan nilai produk, sejatinya sabut kelapa bisa dijadikan produk bermanfaat seperti cocomesh. Apalagi, produk ini ramah lingkungan dengan turut membantu mengurangi limbah sabut kelapa. “Sabut kelapa ini awalnya dibuat tali, yang lantas dianyam,” ujarnya.
Hanya, di Indonesia, penggunaan cocomesh belum memasyarakat. Sosialisasi manfaatnya kepada masyarakat sangat terbatas.
Selama ini, reservasi bekas lokasi tambang menggunakan jaring dari serat sintetis. Dengan adanya cocomesh dari sabut kelapa, pilihannya menjadi lebih beragam.
Meski cocomesh belum begitu populer di masyarakat, para produsen belum mampu memenuhi semua permintaan yang datang.
Arief mengaku, permintaan cocomesh masih jauh di atas kapasitas produksinya saat ini. Asal tahu saja, kapasitas produksinya sekarang sebanyak 20.000 meter persegi (m²) sebulan.
Beberapa perusahaan pertambangan seperti PT Freeport Indonesia dan PT Chevron menjadi klien Arief selama ini. Belum lama ini, dia juga mendapatkan proyek pembuatan Cocomesh sebanyak 10.000 m². Produk itu untuk proyek dudukan aspal di proyek akses jalan pada tambang Martabe, Medan, Sumatera Utara.
Dari permintaan sebanyak itu, omzet rata-rata yang bisa diraup Arief mencapai sekitar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per bulan. “Kami memiliki beberapa sentra pembuatan cocomesh di Kulonprogo, Yogyakarta,” imbuh dia.
Sementara itu, Mansur mampu mengirim sekitar satu sampai dua kontainer cocomesh ke berbagai proyek tambang atau proyek pembangkit listrik. Satu kontainer berisi sekitar 5.000 m² cocomesh.
Harganya sekitar Rp 9.000 per m². Artinya, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 45 juta-Rp 90 juta sebulan.
Klien Mansur, antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk. Pelanggan lainnya adalah proyek pembangkit listrik di Garut, Jawa Barat. “Yang di Garut itu untuk menahan longsor,” ujarnya.
Untuk memenuhi permintaan cocomesh, Mansur memberdayakan warga sekitar Gedong Kuning, Yogyakarta. Karena pembuatan cocomesh di tempat tersebut tergantung pada pesanan, jumlah produksinya pun dapat ditakar. “Kami memiliki kapasitas produksi hingga 40.000 m² sebulan,” kata Mansur.
Sebenarnya, peluang mengekspor cocomesh ke luar negeri terbuka lebar. Mansur, misalnya, sempat hampir berhasil mengirimkan cocomesh ke Korea Selatan. Namun, lantaran harganya kalah bersaing dengan produk sejenis dari India, pembeli di Korea Selatan batal membeli dari Mansyur.
Di Korea Selatan, cocomesh digunakan untuk alas lapangan sepak bola atau golf sebelum ditanami rumput. “Tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk membuat cocomesh yang mampu bersaing dengan produk dari negara lain,” ujar Mansur.
Rizki Caturini, bisa dilihat disini

Air Kelapa, Isotonik Alami dan Menyehatkan

Posted: Oktober 3, 2010 by Abidanish in Air Kelapa
Tag:,
Esqmagazine.com -Saat cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini, air kelapa muda merupakan minum favorit untuk menghilangkan dahaga. Selain menyegarkan, ternyata air kelapa merupakan air isotonik alami, pengganti ion tubuh, saat keringat banyak keluar bercucuran.
Menurut Badan Pertanian Dunia (FAO), air kelapa muda bisa dimanfaatkan sebagai minuman penambah energi dan stamina alami. Selain itu, manfaat air kelapa muda juga beragam, dari yang mitos dan belum dibuktikan sampai yang ilmiah. Air kelapa muda dipercaya meningkatkan kandungan hormon reproduksi. Air ini juga bisa menjadi penawar orang yang terkena racun atau alergi.
Apa zat yang terkandung dalam air kelapa muda? Sebagai sumber tenaga, mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, terdapat protein. Paling tidak, air kelapa mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.
Dibandingkan dengan minuman isotonik dalam kemasan, air kelapa muda kelapa relatif aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian membuktikan air kelapa muda memiliki Indeks Rehidrasi (indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan tubuh) lebih baik dibandingkan dengan air biasa dan minuman elektrolit buatan.
Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum dalam jumlah cukup banyak.
Karena itu, jika Anda banyak melakukan kegiatan yang menguras keringat, minumlah air kelapa untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Namun, perlu diketahui bahwa sekali dibuka dan dikeluarkan dari tempurungnya, air kelapa mudah sekali mengalami perubahan cita rasa dan penurunan nilai gizi.
Agar khasiat dari air kelapa tak hilang, lebih baik minum air kelapa segar yang baru dibuka dari tempurung. Disarankan minumlah tanpa campuran apa pun, seperti sirup. Tambahkan saja es batu dan sedikit gula agar kesegarannya semakin mantap. (kmps/ika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar